Sabtu, 09 Juni 2012

MAKALAH OLIGOMENOREA PADA MASA PREMENOPAUSE


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Siklus menstruasi normal berlangsung selama 21-35 hari, dengan lama keluarnya darah haid berlangsung selama 2-8 hari. Tidak semua wanita mengalami siklus menstruasi yang teratur setiap bulannya. Kelainan pada siklus menstruasi dapat berupa polimenorea, oligomenorea ataupun amenorea.
Oligomenorea merupakan suatu keadaan dimana siklus menstruasi memanjang lebih dari 35 hari, sedangkan jumlah perdarahan tetap sama. Wanita yang mengalami oligomenorea akan mengalami menstruasi yang lebih jarang daripada biasanya. Namun, jika berhentinya siklus menstruasi ini berlangsung selama lebih dari 3 bulan, maka kondisi tersebut dikenal sebagai amenorea sekunder.
B.     Tujuan
1.      Mengetahui apa yang dimaksud dengan oligomenorea
2.      Mengetahui penyebab dan cara pengobatan oligomenorea
3.      Mengetahui komplikasi yang terjadi pada penderita oligomenorea
4.      Mengetahui tentang oligomenorea yang terjadi pada masa premenopause
5.      Menjelaskan salah satu kasus oligomenorea dengan pembahasannya

C.     Rumusan Masalah
1.      Apakah yang dimaksud dengan oligomenorea?
2.      Apa penyebab dan bagaimana cara pengobatan oligomenorea?
3.      Apakah komplikasi yang akan terjadi pada penderita oligomenore?
4.      Bagaimana oligomenorea yang terjadi pada masa premenopause?
5.      Bagaimana kasus oligomenorea yang ada di masyarakat?


BAB II
TINJAUAN TEORI

A.    Pengertian
Oligomenorea merupakan suatu keadaan dimana siklus menstruasi memanjang lebih dari 35 hari, sedangkan jumlah perdarahan tetap sama. Wanita yang mengalami oligomenorea akan mengalami menstruasi yang lebih jarang daripada biasanya. Namun, jika berhentinya siklus menstruasi ini berlangsung selama lebih dari 3 bulan, maka kondisi tersebut dikenal sebagai amenorea sekunder.
Oligomenorea biasanya terjadi akibat adanya gangguan keseimbangan hormonal pada aksis hipotalamus-hipofisis-ovarium. Gangguan hormon  tersebut menyebabkan lamanya siklus menstruasi normal menjadi memanjang, sehingga menstruasi menjadi lebih jarang terjadi.
Oligomenorea sering terjadi pada 3-5 tahun pertama setelah haid pertama ataupun beberapa tahun menjelang terjadinya menopause. Oligomenorea yang terjadi pada masa-masa itu merupakan variasi normal yang terjadi karena kurang baiknya koordinasi antara hipotalamus, hipofisis dan ovarium pada awal terjadinya menstruasi pertama dan menjelang terjadinya menopause, sehingga timbul gangguan keseimbaangan hormon dalam tubuh. Pada kebanyakan kasus oligomenorea kesehatan wanita tidak terganggu, dan fertilitas cukup baik. Siklus haid biasanya juga ovulatoar dengan masa proliferasi lebih panjang dari biasanya
Oligomenore yang terjadi pada remaja, seringkali disebabkan karena kurangnya sinkronisasi antara hipotalamus, kelenjar pituari & indung telur. Hipotalamus mengatur pengeluaran hormon yang mengatur kelenjar pituari. Kemudian kelenjar pituari akan merangsang produksi hormon yang mempengaruhi pertumbuhan & reproduksi. Pada awal & akhir masa reproduksi wanita, beberapa hormon tersebut dapat menjadi kurang tersinkronisasi, sehingga akan menyebabkan terjadinya haid yang tidak teratur.
B.     Etiologi
Oligomenore biasanya berhubungan dengan anovulasi atau dapat juga disebabkan kelainan endokrin seperti kehamilan, gangguan hipofise-hipotalamus, dan menopouse atau sebab sistemik seperti kehilangan berat badan berlebih.
Oligomenore dapat juga terjadi pada wanita dengan sindrom ovarium polikistik dimana pada keadaan ini dihasilkan androgen yang lebih tinggi dari kadara pada wanita normal.
Oligomenore dapat juga terjadi pada stress fisik dan emosional, penyakit kronis, tumor yang mensekresikan estrogen dan nutrisi buruk. Oligomenorrhe dapat juga disebabkan ketidakseimbangan hormonal seperti pada awal pubertas.
Oligomenore yang menetap dapat terjadi akibat perpanjangan stadium folikular, perpanjangan stadium luteal, ataupun perpanjang kedua stadium tersebut. Bila siklus tiba-tiba memanjang maka dapat disebabkan oleh pengaruh psikis atau pengaruh penyakit.
Disamping itu, oligomenorea dapat juga terjadi pada :
1.       Gangguan indung telur, misal : Sindrome Polikistik Ovarium (PCOS)Ø
 Stress dan depresi
2.      Sakit kronik
3.      Pasien dengan gangguan makan (seperti anorexia nervosa, bulimia)
4.      Penurunan berat badan berlebihan
5.        Olahraga berlebihan, misal atlit
6.      Adanya tumor yang melepaskan estrogen
7.        Adanya kelainan pada struktur rahim atau serviks yang menghambat pengeluaran darah menstruasi
8.      Penggunaan obat-obatan tertentu, dsb.
C.     Manifestasi Klinis
Periode siklus menstruasi yang lebih dari 35 hari sekali, dimana hanya didapatkan 4-9 periode dalam 1 tahun.
Haid yang tidak teratur dengan  jumlah  yang  tidak tentu. Pada beberapa wanita yang mengalami oligomenore terkadang juga mengalami kesulitan untuk hamil.
Bila kadar estrogen yang menjadi penyebab, wanita tersebut mungkin mengalami osteoporosis dan  penyakit kardiovaskular. Wanita tersebut juga memiliki resiko besar untuk mengalami kanker uterus.

D.    Pengobatan
Pengobatan oligomenore tergantung dengan penyebab, berikut uraiannya :
Pada oligomenore dengan anovulatoir serta pada remaja dan wanita yang mendekati menopouse tidak memerlukan terapi.
Perbaikan status gizi pada penderita dengan gangguan nutrisi dapat memperbaiki keadaan oligomenore.
Oligomenore sering diobati dengan pil KB untuk memperbaiki ketidakseimbangan hormonal. Terapi ini disesuaikan dengan hormon apa yang lebih dibutuhkan. Contoh : Pada oligomenore yang disebabkan estrogen yang terlalu rendah maka terapi yang dapat diberikan adalah KB Hormonal yang mengandung estrogen, seperti : Lynoral, Premarin, Progynova, dll.
Pada oligomenore yang disebabkan progesteron yang terlalu rendah maka terapi yang dapat diberikan adalah KB Hormonal yang mengandung estrogen, seperti : postinor. Pada oligomenore yang disebabkan keduanya memiliki ketidakseimbangan hormonal yang sama untuk jumlah estrogen dna progesteron yang kurang, maka dapat dilakukakn terapi dengan pil kombinasi yang mengandung estrogen dan progesteron dengan jumlah seimbang seperti : Mycrogynon 50, Ovral, Neogynon, Norgiol, Eugynon, Microgynon 30, Mikrodiol, Nordette, dll.
Bila gejala terjadi akibat adanya tumor, operasi mungkin diperlukan. Adanya tumor yang mempengaruhi pengeluaran hormon estrogen, maka tumor ini perlu di tindak lanjuti seperti dengan operasi, kemoterapi, dll


E.     Komplikasi
Komplikasi yang paling menakutkan adalah terganggunya fertilitas dan stress emosional pada penderita sehingga dapat meperburuk terjadinya kelainan haid lebih lanjut. Prognosa akan buruk bila oligomenore mengarah pada infertilitas atau tanda dari keganasan.
F.      Oligomenorea pada masa premenopause
Oligomenorea merupakan salah satu tahap yang terjadi pada masa premenopause. Panjangnya siklus bisa melebihi 42 hari. Premenopause  terjadi pada usia sekitar 40-an. Siklus menstruasi memanjang, mulai 2 sampai 8 tahun sebelum menopause. Bila panjangnya siklus melebihi 42 hari, menopause dapat diramalkan berikutnya dalam 1 atau 2 tahun.
Perubahan siklus menstruasi pada masa premenopause ditandai oleh peningkatan FSH dan penurunan kadar inhibin, tetapi kadar LH tetap normal dan sedikit peningkatan estradiol. Menopause terjadi ketika jumlah folikel-folikel menurun dibawah suatu ambang rangsang yang kritis, kira-kira jumlahnya hanya 1000 folikel dan tidak tergantung umur. Dalam penelitian ovarium manusia, percepatan kehilangan mulai terjadi ketika seluruh jumlah folikel-folikel mencapai kira-kira 25000., suatu jumlah yang dicapai normal pada usia 37-38 tahun. Kehilangan ini berkaitan dengan meningkatnya FSH. Peningkatan FSH merefleksikan penurunan kualitas dan kapabilitas dari folikel-folikel yang menua, dan penurunan sekresi inhibin menghasilkan suatu pengaruh umpan balik negative pada sekresi FSH oleh kelenjar hipofise. Kadar inhibin A dan inhibin B pada fase luteal menurun dengan usia semakin tua dan mendahului peningkatan FSH.
Peningkatan FSH berkaitan hanya dengan suatu penurunan inhibin B, dalam respons, konsentrasi estradiol meningkat sedikit. Penurunan produksi inhibin dapat merefleksikan dengan baik suatu pengurangan jumlah folikel-folikel, atau suatu penurunan fungsi kapasitas dari folikel-folikel yang lebih tua atau keduanya. Hubungan terbalik dan ketat antara FSH dan inhibin menunjukkan bahwa inhibin adalah suatu petanda dari kemampuan folikel ovarium yang sensitive dan bahwa pengukuran FSH adalah suatu penaksiran klinis dari inhibin. Karena itu perubahan pada tahun-tahun reproduktif berikutnya merefleksikan penurunan reaktivitas folikuler dan kemampuan sebagai ovarium yang berumur tua. Penuruan sekresi inhibin oleh folikel ovarium terjadi mulai dini sekitar usia 35 tahun, tetapi menjadi cepat sesudah usia 40 tahun. Ini digambarkan dalam penurunan kesuburan yang terjadi dengan bertambahnya usia.
G.    Hormon-Hormon yang mengalami perubahan pada masa pre menopause
Masa pre menopause adalah masa dimana terjadi penurunan kadar estrogen sehingga memunculkan terjadinya sindrom pre menopause. Gejala yang menyertai sindrom pre menopause meliputi :
a.       Hot flushes (rasa panas dari dada hingga wajah)
b.      Night sweat (berkeringat di malam hari)
c.       Dryness vaginal (kekeringan vagina)
d.      Penurunan daya ingat
e.       Insomnia
f.       Depresi
g.      Fatigue (mudah capek)
h.      Penurunan libido
i.        Dyspareunia (rasa sakit ketika berhubungan seksual)
j.        Incontinence urinary (beser)
k.      Ketidakteraturan siklus haid
l.        Gajala kelainan metabolism mineral
Pada masa premenopause, menstruasi menjadi lebih sedikit atau siklusnya menjadi lebih panjang, lebih pendek, atau tidak beraturan sama sekali. Pada proses premenopause terjadi penurunan fungsi indung telur dalam menghasilkan sel telur dan hormone-hormon reproduksi. Saat terjadi penurunan fungsi ovarium dimana hormone progrsteron sudah sangat berkurang, sementara masih ada sedikit hormone estrogen seringkali menyebabkan ketidakseimbangan hormonal. Hal ini berakibat terjadinya perdarahan haid yang tidak sesuai siklus haid sebelumnya.
Hormone estrogen sangat berperan pada metabolisme penting beberapa organ diantaranya kulit, tulang, system jantung dan pembuluh darah, otak, saluran kencing dan tentu saja organ seksual. Keurangan estrogen pada masa menopause dapat menyebabkan gangguan pada organ seperti :
1.      Pada otak : estrogen menurun dapat menyebabkan penurunan aliran darah ke otak, sehingga metabolisme otak berkurang.
2.      Pada saluran kencing : kekurangan estrogen menyebabkan kandung kencing sering terkena infeksi.
3.      Pada payudara : kekurangan estrogen dan prigesteron menyebabkan payudara kisut.
4.      Pada tulang : tubuh menjadi lebih pendek dan lama – kelamaan menjadi bongkok, dan biasanya timbul rasa nyeri pada ekstremitas. dll.

H.    Terapi untuk menangani sindrom premenopause
1.      Terapi hormone pengganti (terapi sulih hormone)
Jenis terapi sulih hormone ada 2 yaitu:
a.       Combined Hormon Replacement Tharapy (CHRT)
CHRT adalah kombinasi antara progesterone dan estrogen. CHRT yaitu terapi sulih hormone dengan Estrogen Estradiol Hemyhidrate Drospirenone.
b.      Estrogen Replacement Thaerapy (ERT)
ERT hanya terdiri dari estrogen saja. Contoh ERT adalah Estradiol Hemyhidrate.
2.      Fitoestrogen
Fito artinya tanaman sedangkan estrogen maksudnya memiliki struktur kimia dan khasiat biologic menyerupai estrogen. Struktur kimia pada fitoestrogen sebagian besar bukan steroid sedangkan pada estrogen umumnya steroid.
Fitoestrogen terdiri dari:
a.       Isoflavon (genisten, daidzen, dan glycetein)
b.      Coumestan (coumesterol)
c.       Lignin (matairesinol, secoisolariciresinol, enteroldiol)
3.      Psikofarmakologi
Pengobatan psikofarmakologi dengan menggunakan selective reuptake inhibitors (SSIs) berupa jenis antidepressant seperti venlafaxine (Effexor), fluoxetine (Prozac, sarafem), paroxetine (Paxil), citalopram (Celexa) dan setraline (Zoloft).
4.      Medical herbal
Medical herbal lebih sering disebut suplemen daripada obat. Contoh herbal yang sering dipakai di Indonesia adalah ginseng dan ginkgo biloba (120-160mg)

BAB III
TINJAUAN KASUS
OLIGOMENORE PADA Ny. D, 52 th, DALAM MASA PREMENOPAUSE
DI DESA TEGALLURUNG, BULU, TEMANGGUNG

A.    Pengkajian
1.        Biodata
Nama Ibu          : Ny. D                     Nama Suami          : Tn. S
Umur                 : 52 tahun                 Umur                      : 63 tahun
Pendidikan        : SD                          Pendidikan             : SD
Pekerjaan           : Pedagang               Pekerjaan               : Petani
Agama               : Islam                      Agama                   : Islam
Suku / Bangsa   : Jawa/Indonesia      Suku/Bangsa          : Jawa/Indonesia     
Alamat              : Tegallurung            Alamat                   : Tegallurung

2.      Keluhan Utama
Ibu merasa siklus dan lama menstruasinya mulai tidak teratur, ibu  tidak pasti mengalami menstruasi tiap bulannya tetapi  lamanya menstruasi tetap sama. Ibu juga merasa sering gerah atau panas pada malam  hari, mudah capek, dan susah tidur pada malam hari.

3.      Riwayat Haid
Menarche          : 17 tahun
Siklus                : 28 hari
Lamanya           : 7 hari
Mulai menstruasi tidak teratur umur : 49 tahun
Siklus                : 50 – 60 hari
Lamanya           : 7 hari
Ganti pembalut
Hari 1-7 : 2x sehari, tidak penuh

4.      Riwayat Penyakit
Ibu menyatakan belum  pernah menderita :
a.       Gangguan indung telur, misal : Sindrome Polikistik Ovarium (PCOS)
b.      Tumor
c.       Kelainan pada struktur rahim atau serviks
d.      Depresi

5.      Pola Pemenuhan  nutrisi
a.       Makan
Ibu makan sehari 3X , dengan porsi normal. Makanannya lengkap terdapat nasi, sayur, dan lauk setiap harinya.  Ibu juga sering mengonsumsi buah-buahan.
Ibu ada alergi terhadap telur dan ikan, tetapi ibu mengaku sering mengganti lauk dengan tempe atau tahu, kadang juga sesekali ibu mengonsumsi lauk berupa daging ayam.
Ibu tidak pernah  melakukan diet ketat. Sehingga berat badan ibu termasuk normal yaitu 50 kg dengan  tinggi badan 157 cm.
b.      Minum
Ibu minum 5-6 gelas air putih sehari, masih di tambah dengan teh tiap pagi.

6.      Pola Aktivitas
Aktivitas tidak terlalu berat,  setiap hari ibu berdagang dirumah dan tiap pagi berbelanja ke pasar.  Istirahat ibu masih bisa terpenuhi dengan baik. Ibu membiasakan tidur siang selama 2 jam dalam sehari, sedangkan tidur malam hari kurang lebih 5-6 jam.




7.      Konsumsi obat-obatan
Ibu tidak pernah  mengonsumsi obat-obatan tertentu  yang  dikonsumsi secara rutin setiap harinya. Obat yang dikonsumsi hanya pil KB yang masih secara rutin dikonsumsi oleh ibu.

B.     Rencana Tindakan
1.      Menjelaskan kepada ibu tentang apa itu oligomenorea
2.      Menjelaskan tentang sindrom-sindrom yang terjadi pada masa premenopause
3.      Menganjurkan kepada ibu untuk tetap mengonsumsi pil KB agar terjadi keseimbangan hormonal
4.      Menganjurkan kepada ibu untuk tetap mengonsumsi makanan-makanan yang bergizi
5.      Menganjurkan ibu untuk periksa ke bidan
C.       Implementasi
1.      Memberikan penjelasan pada ibu tentang apa itu oligomenorea
2.      Memberikan penjelasan sindrom menopause
3.      Memberikan anjuran kepada ibu untuk tetap mengonsumsi pil KB agar mengurangi efek dari sindrom menopause
4.      Menganjurkan ibu makan-makanan yang bergizi, tercukupi karbohidrat, protein, vitamin dan mineral.
5.      Menganjurkan ibu memeriksakan kondisinya pada bidan
D.      Evaluasi
1.      Ibu mulai sedikit mengerti tentang apa itu oligomenorea.
2.      Ibu mengerti tentang sindrom premenopause, terutama sindrom yang sudah beliau alami
3.      Ibu tetap mengonsumsi pil KB ssetiap harinya
4.      Ibu belum mau memeriksakan kondisinya ke bidan karena sindrom yang beliau alami tidak mengganggu aktivitasnya sehari-hari  



BAB IV
PEMBAHASAN

A.    Pengkajian
1.      Biodata (umur)
Ny D berumur 52 tahun, berdasarkan pada teori sebagian besar waniata pada tahun ini ibu sudah mengalami menopause. Tapi pada kasus yang terjadi pada Ny. D, beliau masih mengalami menstruasi hanya siklusnya tidak teratur seperti dulu.
2.      Keluhan Utama
Keluhan Ibu yaitu menstruasinya tidak teratur, sering merasa gerah atau panas pada malam hari, mudah capek dan susah tidur (insomnia). Dari keluhan ibu yang dikaitkan dengan umur ibu tersebut berdasarkan teori yang telah disampaikan di atas, ibu mengalami sindrom premenopause yaitu hot flushes, fatigue, insomnia dan ketidakteraturan siklus haid.
3.      Riwayat Haid
Ibu mulai mengalami perpanjangan siklus menstruasi yaitu yang tadinya 28 hari menjadi lebih dari 35 hari (50-60 hari). Ibu mengalaminya mulai umur 49 tahun. Berkaitan dengan hal ini berdasarkan teori di atas ibu sedang mengalami oligomenorea yang merupakan tanda ibu memasuki masa premenopause dan tidak lama lagi akan memasuki masa menopause.
4.      Riwayat penyakit
Berkaitan dengan riwayat penyakit, ibu belumpernah menderita penyakit seperti Gangguan indung telur, misal : Sindrome Polikistik Ovarium (PCOS), Tumor, Kelainan pada struktur rahim atau serviks, dan Depresi. Dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa oligomenorea yang dialami ibu bukan disebabkan oleh penyakit-penyakit yang telah disebutkan tersebut. Karena dalam teori disebutkan bahwa oligomenorea juga dapat muncul pada wanita yang menderita penyakit tersebut.


5.      Pola pemenuhan nutrisi
Berdasarkan pengkajian yang telah dilakukan, pemenuhan nutrisi ibu termasuk cukup baik. Ibu makan 3X sehari dengan nasi, sayur dan lauk yang mencukupi kebutuhan. Meskipun ibu ada alergi terhadap ikan dan telur, tapi ibu bisa menggantinya dengan protein yang bersumber dari tahu,tempe dan ayam. Selain itu ibu juga sering mengonsumsi buah-buahan dan minum ibu sehari-hari tercukupi dengan baik. Ibu juga tidak sedang melakukan suatu diet ketat. Berat badan ibu juga termasuk normal. Berkaitan dengan pola pemenuhan nutrisi ini, dapat diketahui bahwa ibu tidak mengalami gangguan makan (anorexia nervosa, bulimia), dan ibu juga tidak mengalami penurunan berat badan yang berlebih. Hal ini dikaji karena oligomenorea pada wanita bisa terjadi pada wanita dengan gangguan makan dan gangguan dalam pemenuhan nutrisi. Kemudian oligomenorea juga bisa terjadi pada wanita yang mengalami penurunan berat badan berlebih akibat diet ketat. Sehingga pada kasus ini dapat disimpulkan ibu mengalami oligomenorea bukan disebabkan oleh gangguan makan, gangguan pemenuhan nutrisi dan penurunan berat badan yang berlebih.
6.      Pola aktivitas
Aktivitas ibu tidak terlalu berat yaitu hanya berdagang di rumah dan berbelanja ke pasar tiap paginya. Istirahat ibu juga tercukupi dengan baik. Pola aktivitas ini dikaji untuk mengetahui seberapa berat aktivitas yang dilakukan ibu. Hal ini perlu dikaji karena oligomenorea juga dapat terjadi pada wanita dengan aktivitas yang berat, misalnya atlit. Sehingga dari pola aktivitas ini dapat diketahui bahwa ibu mengalami oligomenorea bukan karena aktivitas yang berat.
7.      Konsumsi obat-obatan
Ibu tidak sedang rutin mengonsumsi suatu obat-obatan tertentu. Ibu hanya rutin mengonsumsi pil KB setiap harinya. Hal ini dikaji karena dalam teori disebutkan bahwa oligomenorea dapat disebabkan oleh konsumsi obat-obatan tertentu. Sehingga dari hasil kajian ini dapat disimpulkan bahwa ibu mengalami oligomenorea bukan karena konsumsi obat-obatan tertentu.

Dari seluruh pengakajian yang telah dilakukan diatas dapat disimpulkan bahwa Ny. D mengalami oligomenorea karena beliau memasuki masa premenopause. Hal itu dapat dibuktikan dengan tidak ada indikasi lain yang menyebabkan beliau mengalami oligomenorea, seperti :
1.      Ny. D tidak menderita penyakit Sindrome Polikistik Ovarium (PCOS), Tumor, Kelainan pada struktur rahim atau serviks, dan Depresi
2.      Ny. D tidak mengalami gangguan makan
3.      Ny. D tidak melakukan aktivitas berat seperti yang dilakukan oleh atlit
4.      Ny.D tidak mengonsumsi obat-obatan tertentu
Hal lain yang memperjelas bahwa Ny. D memasuki masa premenopause adalah dari umur beliau yang bahkan sudah lebih dari 50 tahun. Bukti lainnya yang menguatkan bahwa Ny. D memasuki masa premenopause adalah beliau sedang mengalami sindrom-sindrom premenopause yang meliputi ketidakteraturan haid, hot flushes, insomnia dan fatigue.

B.     Rencana Tindakan
Rencana tindakan yang akan dilakukan meliputi :
1.      Menjelaskan kepada ibu tentang apa itu oligomenorea
Hal ini bertujuan agar ibu tidak merasa khawatir pada kondisi yang dia alami. Dan menjelaskan bahwa oligomenorea yang beliau alami adalah normal dialami pada usinya.
2.      Menjelaskan tentang sindrom-sindrom yang terjadi pada masa premenopause
Sindrom premenopause dijelaskan pada ibu bertujuan untuk memberikan pengetahuan pada ibu, dan agar ibu dapat mempersiapkan fisiknya jika suatau saat sindrom yang lain terjadi pada dirinya. Sehingga ibu tidak lagi bingung atau khawatir dengan kondisinya.
3.      Menganjurkan kepada ibu untuk tetap mengonsumsi pil KB agar terjadi keseimbangan hormonal
Pil KB adalah suatu KB hormonal yang dapat mengurangi efek dari sindrom premenopause, sehingga ibu dianjurkan untuk tetap mengonsumsi pil KB.
4.      Menganjurkan kepada ibu untuk tetap mengonsumsi makanan-makanan yang bergizi
Hal ini bertujuan agar ibu tidak mengalami penuruan berat badan. Karena apabila penurunan berat badan yang berlebih akan memperparah oligomenorea pada ibu.
5.      Menganjurkan ibu untuk periksa ke bidan
Apabila ibu merasa terganggu dengan sindrom yang beliau alami tidak ada salahnya apabila ibu memeriksakan kondisinya ke bidan agar dapat tertangani dengan baik dan ibu juga bisa mendapat informasi yang lebih banyak tentang masa premenopause dan menopause.
C.     Implementasi
Hal yang telah dilakukan berdasarkan rencana yang telah dibuat adalah :
1.      Memberikan penjelasan pada ibu tentang apa itu oligomenorea
2.      Memberikan penjelasan sindrom menopause
3.      Memberikan anjuran kepada ibu untuk tetap mengonsumsi pil KB agar mengurangi efek dari sindrom menopause
4.      Menganjurkan ibu makan-makanan yang bergizi, tercukupi karbohidrat, protein, vitamin dan mineral.
5.      Menganjurkan ibu memeriksakan kondisinya pada bidan
D.    Evaluasi
Evaluasi yang dilakukan adalah bagaimana respon ibu terhadap hal-hal yang telah disampaikan pada saat implementasi. Dari evaluasi didapat bahwa ibu mulai sedikit mengerti tentang apa itu oligomenorea, ibu mengerti tentang sindrom premenopause, terutama sindrom yang sudah beliau alami, ibu akan tetap mengonsumsi pil KB setiap harinya, ibu belum mau memeriksakan kondisinya ke bidan karena sindrom yang beliau alami tidak mengganggu aktivitasnya sehari-hari.




BAB V
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Oligomenorea merupakan suatu keadaan dimana siklus menstruasi memanjang lebih dari 35 hari, sedangkan jumlah perdarahan tetap sama.
Oligomenorea merupakan salah satu tahap yang terjadi pada masa premenopause. Panjangnya siklus bisa melebihi 42 hari. Premenopause  terjadi pada usia sekitar 40-an. Siklus menstruasi memanjang, mulai 2 sampai 8 tahun sebelum menopause.
Gejala yang menyertai sindrom pre menopause meliputi : Hot flushes, Night sweat, Dryness vaginal, Penurunan daya ingat, Insomnia, Depresi, Fatigue, Penurunan libido, Dyspareunia, Incontinence urinary, Ketidakteraturan siklus haid, dan Gejala kelainan metabolism mineral.
Terapi untuk menangani sindrom premenopause terdiri dari : terapi hormone pengganti (terapi sulih hormone), Fitoestrogen, Psikofarmakologi dan Medical herbal.

B.     Saran
Petugas kesehatan harusnya lebih rajin untuk memberikan penyuluhan tentang masa premenopause ini pada wanita usia 45-50 tahun agar ketika wanita memasuki masa premenopause mereka tidak bingung atau khawatir terhadap kondisi mereka. Hal tersebut juga berguna agar wanita yang memasuki masa premenopause yang mengalami sindrom premenopause dapat menangani sindrom itu dengan tepat, karena tanpa penyuluhan wanita-wanita tersebut akan menganggap sindrom itu sebagai penyakit dan tentu saja pengobatannya akan tidak tepat.




DAFTAR PUSTAKA

Bagian Obstetri & Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran Bandung.1981.Ginekologi.Bandung:Elstar Offset
Jones.Derek Llewellyn.1995.Dasar-Dasar Obstetri & Ginekologi Jakarta:Penerbit Buku Kedokteran EGC
Manuaba.Ida Bagus Gde.1998.Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita.Jakarta:Arcan
Prawirohardjo.Sarwono,dkk.2005.Ilmu Kandungan.Jakarta:Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Manuaba.Ida Bagus Gde.1998.Ilmu kebidanan, Penyakit Kandungan, & Keluarga Berencana, Untuk Pendidikan Bidan.Jakarta:Penerbit Buku Kedokteran EGC
Proverawati.Atikah,dkk.2010.Menopause dan Sindrome Premenopause.Yogyakarta.Nuha Medika