BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Siklus menstruasi normal berlangsung selama 21-35 hari, dengan
lama keluarnya darah haid berlangsung selama 2-8 hari. Tidak semua wanita
mengalami siklus menstruasi yang teratur setiap bulannya. Kelainan pada siklus menstruasi
dapat berupa polimenorea, oligomenorea ataupun amenorea.
Oligomenorea merupakan suatu keadaan dimana siklus menstruasi
memanjang lebih dari 35 hari, sedangkan jumlah perdarahan tetap sama. Wanita
yang mengalami oligomenorea akan mengalami menstruasi yang lebih jarang
daripada biasanya. Namun, jika berhentinya siklus menstruasi ini berlangsung
selama lebih dari 3 bulan, maka kondisi tersebut dikenal sebagai amenorea
sekunder.
B. Tujuan
1. Mengetahui
apa yang dimaksud dengan oligomenorea
2. Mengetahui
penyebab dan cara pengobatan oligomenorea
3. Mengetahui
komplikasi yang terjadi pada penderita oligomenorea
4. Mengetahui
tentang oligomenorea yang terjadi pada masa premenopause
5. Menjelaskan
salah satu kasus oligomenorea dengan pembahasannya
C. Rumusan
Masalah
1. Apakah
yang dimaksud dengan oligomenorea?
2. Apa
penyebab dan bagaimana cara pengobatan oligomenorea?
3. Apakah
komplikasi yang akan terjadi pada penderita oligomenore?
4. Bagaimana
oligomenorea yang terjadi pada masa premenopause?
5. Bagaimana
kasus oligomenorea yang ada di masyarakat?
BAB
II
TINJAUAN
TEORI
A. Pengertian
Oligomenorea merupakan suatu keadaan dimana siklus menstruasi
memanjang lebih dari 35 hari, sedangkan jumlah perdarahan tetap sama. Wanita
yang mengalami oligomenorea akan mengalami menstruasi yang lebih jarang
daripada biasanya. Namun, jika berhentinya siklus menstruasi ini berlangsung
selama lebih dari 3 bulan, maka kondisi tersebut dikenal sebagai amenorea
sekunder.
Oligomenorea biasanya terjadi akibat adanya gangguan
keseimbangan hormonal pada aksis hipotalamus-hipofisis-ovarium. Gangguan hormon
tersebut menyebabkan lamanya siklus
menstruasi normal menjadi memanjang, sehingga menstruasi menjadi lebih jarang
terjadi.
Oligomenorea sering terjadi pada 3-5 tahun pertama setelah haid
pertama ataupun beberapa tahun menjelang terjadinya menopause. Oligomenorea
yang terjadi pada masa-masa itu merupakan variasi normal yang terjadi karena
kurang baiknya koordinasi antara hipotalamus, hipofisis dan ovarium pada awal
terjadinya menstruasi pertama dan menjelang terjadinya menopause, sehingga
timbul gangguan keseimbaangan hormon dalam tubuh. Pada kebanyakan kasus
oligomenorea kesehatan wanita tidak terganggu, dan fertilitas cukup baik.
Siklus haid biasanya juga ovulatoar dengan masa proliferasi lebih panjang dari
biasanya
Oligomenore yang terjadi pada remaja, seringkali disebabkan
karena kurangnya sinkronisasi antara hipotalamus, kelenjar pituari & indung
telur. Hipotalamus mengatur pengeluaran hormon yang mengatur kelenjar pituari.
Kemudian kelenjar pituari akan merangsang produksi hormon yang mempengaruhi
pertumbuhan & reproduksi. Pada awal & akhir masa reproduksi wanita,
beberapa hormon tersebut dapat menjadi kurang tersinkronisasi, sehingga akan
menyebabkan terjadinya haid yang tidak teratur.
B. Etiologi
Oligomenore biasanya berhubungan dengan anovulasi atau dapat juga
disebabkan kelainan endokrin seperti kehamilan, gangguan hipofise-hipotalamus,
dan menopouse atau sebab sistemik seperti kehilangan berat badan berlebih.
Oligomenore dapat juga terjadi pada wanita dengan sindrom
ovarium polikistik dimana pada keadaan ini dihasilkan androgen yang lebih
tinggi dari kadara pada wanita normal.
Oligomenore dapat juga terjadi pada stress fisik dan emosional,
penyakit kronis, tumor yang mensekresikan estrogen dan nutrisi buruk.
Oligomenorrhe dapat juga disebabkan ketidakseimbangan hormonal seperti pada
awal pubertas.
Oligomenore
yang menetap dapat terjadi akibat perpanjangan stadium folikular, perpanjangan
stadium luteal, ataupun perpanjang kedua stadium tersebut. Bila siklus
tiba-tiba memanjang maka dapat disebabkan oleh pengaruh psikis atau pengaruh
penyakit.
Disamping itu, oligomenorea dapat juga terjadi
pada :
1.
Gangguan indung telur, misal : Sindrome Polikistik Ovarium
(PCOS)Ø
Stress dan depresi
Stress dan depresi
2.
Sakit kronik
3.
Pasien dengan gangguan makan (seperti anorexia nervosa, bulimia)
4.
Penurunan berat badan berlebihan
5.
Olahraga berlebihan,
misal atlit
6.
Adanya tumor yang melepaskan estrogen
7.
Adanya kelainan pada
struktur rahim atau serviks yang menghambat pengeluaran darah menstruasi
8.
Penggunaan obat-obatan tertentu, dsb.
C. Manifestasi Klinis
Periode siklus menstruasi yang lebih dari 35 hari sekali, dimana
hanya didapatkan 4-9 periode dalam 1 tahun.
Haid yang tidak teratur dengan jumlah yang
tidak tentu. Pada beberapa wanita yang
mengalami oligomenore terkadang juga mengalami kesulitan untuk hamil.
Bila kadar estrogen yang menjadi penyebab, wanita tersebut
mungkin mengalami osteoporosis dan penyakit
kardiovaskular. Wanita tersebut juga memiliki resiko besar untuk mengalami
kanker uterus.
D. Pengobatan
Pengobatan
oligomenore tergantung dengan penyebab, berikut uraiannya :
Pada oligomenore
dengan anovulatoir serta pada remaja dan wanita yang mendekati menopouse tidak
memerlukan terapi.
Perbaikan status gizi
pada penderita dengan gangguan nutrisi dapat memperbaiki keadaan oligomenore.
Oligomenore sering
diobati dengan pil KB untuk memperbaiki ketidakseimbangan hormonal. Terapi ini
disesuaikan dengan hormon apa yang lebih dibutuhkan. Contoh : Pada oligomenore
yang disebabkan estrogen yang terlalu rendah maka terapi yang dapat diberikan
adalah KB Hormonal yang mengandung estrogen, seperti : Lynoral, Premarin,
Progynova, dll.
Pada oligomenore yang
disebabkan progesteron yang terlalu rendah maka terapi yang
dapat diberikan adalah
KB Hormonal yang mengandung estrogen, seperti : postinor. Pada oligomenore yang
disebabkan keduanya memiliki ketidakseimbangan hormonal yang sama untuk jumlah
estrogen dna progesteron yang kurang, maka dapat dilakukakn terapi dengan pil
kombinasi yang mengandung estrogen dan progesteron dengan jumlah seimbang
seperti : Mycrogynon 50, Ovral, Neogynon, Norgiol, Eugynon, Microgynon 30,
Mikrodiol, Nordette, dll.
Bila gejala terjadi
akibat adanya tumor, operasi mungkin diperlukan. Adanya tumor yang mempengaruhi
pengeluaran hormon estrogen, maka tumor ini perlu di tindak lanjuti seperti
dengan operasi, kemoterapi, dll
E.
Komplikasi
Komplikasi yang paling menakutkan adalah terganggunya fertilitas
dan stress emosional pada penderita sehingga dapat meperburuk terjadinya
kelainan haid lebih lanjut. Prognosa akan buruk bila oligomenore mengarah pada
infertilitas atau tanda dari keganasan.
F.
Oligomenorea pada masa premenopause
Oligomenorea merupakan salah satu tahap yang terjadi pada masa
premenopause. Panjangnya siklus bisa melebihi 42 hari. Premenopause terjadi pada usia sekitar 40-an. Siklus
menstruasi memanjang, mulai 2 sampai 8 tahun sebelum menopause. Bila panjangnya
siklus melebihi 42 hari, menopause dapat diramalkan berikutnya dalam 1 atau 2
tahun.
Perubahan siklus menstruasi pada masa premenopause ditandai oleh
peningkatan FSH dan penurunan kadar inhibin, tetapi kadar LH tetap normal dan
sedikit peningkatan estradiol. Menopause terjadi ketika jumlah folikel-folikel
menurun dibawah suatu ambang rangsang yang kritis, kira-kira jumlahnya hanya
1000 folikel dan tidak tergantung umur. Dalam penelitian ovarium manusia,
percepatan kehilangan mulai terjadi ketika seluruh jumlah folikel-folikel
mencapai kira-kira 25000., suatu jumlah yang dicapai normal pada usia 37-38
tahun. Kehilangan ini berkaitan dengan meningkatnya FSH. Peningkatan FSH
merefleksikan penurunan kualitas dan kapabilitas dari folikel-folikel yang
menua, dan penurunan sekresi inhibin menghasilkan suatu pengaruh umpan balik
negative pada sekresi FSH oleh kelenjar hipofise. Kadar inhibin A dan inhibin B
pada fase luteal menurun dengan usia semakin tua dan mendahului peningkatan
FSH.
Peningkatan FSH berkaitan hanya dengan suatu penurunan inhibin
B, dalam respons, konsentrasi estradiol meningkat sedikit. Penurunan produksi
inhibin dapat merefleksikan dengan baik suatu pengurangan jumlah
folikel-folikel, atau suatu penurunan fungsi kapasitas dari folikel-folikel
yang lebih tua atau keduanya. Hubungan terbalik dan ketat antara FSH dan
inhibin menunjukkan bahwa inhibin adalah suatu petanda dari kemampuan folikel
ovarium yang sensitive dan bahwa pengukuran FSH adalah suatu penaksiran klinis
dari inhibin. Karena itu perubahan pada tahun-tahun reproduktif berikutnya
merefleksikan penurunan reaktivitas folikuler dan kemampuan sebagai ovarium
yang berumur tua. Penuruan sekresi inhibin oleh folikel ovarium terjadi mulai
dini sekitar usia 35 tahun, tetapi menjadi cepat sesudah usia 40 tahun. Ini
digambarkan dalam penurunan kesuburan yang terjadi dengan bertambahnya usia.
G.
Hormon-Hormon yang mengalami perubahan pada masa pre menopause
Masa pre menopause adalah masa dimana terjadi penurunan kadar
estrogen sehingga memunculkan terjadinya sindrom pre menopause. Gejala yang
menyertai sindrom pre menopause meliputi :
a.
Hot flushes (rasa panas dari dada hingga wajah)
b.
Night sweat (berkeringat di malam hari)
c.
Dryness vaginal (kekeringan vagina)
d.
Penurunan daya ingat
e.
Insomnia
f.
Depresi
g.
Fatigue (mudah capek)
h.
Penurunan libido
i.
Dyspareunia (rasa sakit ketika berhubungan seksual)
j.
Incontinence urinary (beser)
k.
Ketidakteraturan siklus haid
l.
Gajala kelainan metabolism mineral
Pada masa premenopause, menstruasi menjadi
lebih sedikit atau siklusnya menjadi lebih panjang, lebih pendek, atau tidak
beraturan sama sekali. Pada proses premenopause terjadi penurunan fungsi indung
telur dalam menghasilkan sel telur dan hormone-hormon reproduksi. Saat terjadi
penurunan fungsi ovarium dimana hormone progrsteron sudah sangat berkurang,
sementara masih ada sedikit hormone estrogen seringkali menyebabkan
ketidakseimbangan hormonal. Hal ini berakibat terjadinya perdarahan haid yang
tidak sesuai siklus haid sebelumnya.
Hormone estrogen sangat berperan pada
metabolisme penting beberapa organ diantaranya kulit, tulang, system jantung
dan pembuluh darah, otak, saluran kencing dan tentu saja organ seksual. Keurangan
estrogen pada masa menopause dapat menyebabkan gangguan pada organ seperti :
1.
Pada otak : estrogen menurun dapat menyebabkan penurunan aliran
darah ke otak, sehingga metabolisme otak berkurang.
2.
Pada saluran kencing : kekurangan estrogen menyebabkan kandung
kencing sering terkena infeksi.
3.
Pada payudara : kekurangan estrogen dan prigesteron menyebabkan
payudara kisut.
4.
Pada tulang : tubuh menjadi lebih pendek dan lama – kelamaan
menjadi bongkok, dan biasanya timbul rasa nyeri pada ekstremitas. dll.
H.
Terapi untuk menangani sindrom premenopause
1.
Terapi hormone pengganti (terapi sulih hormone)
Jenis terapi sulih hormone ada 2 yaitu:
a.
Combined Hormon Replacement Tharapy (CHRT)
CHRT adalah kombinasi antara progesterone dan estrogen. CHRT
yaitu terapi sulih hormone dengan Estrogen Estradiol Hemyhidrate Drospirenone.
b.
Estrogen Replacement Thaerapy (ERT)
ERT hanya terdiri dari estrogen saja. Contoh ERT adalah
Estradiol Hemyhidrate.
2.
Fitoestrogen
Fito artinya tanaman sedangkan estrogen maksudnya memiliki
struktur kimia dan khasiat biologic menyerupai estrogen. Struktur kimia pada
fitoestrogen sebagian besar bukan steroid sedangkan pada estrogen umumnya
steroid.
Fitoestrogen terdiri dari:
a.
Isoflavon (genisten, daidzen, dan glycetein)
b.
Coumestan (coumesterol)
c.
Lignin (matairesinol, secoisolariciresinol, enteroldiol)
3.
Psikofarmakologi
Pengobatan psikofarmakologi dengan menggunakan selective
reuptake inhibitors (SSIs) berupa jenis antidepressant seperti venlafaxine
(Effexor), fluoxetine (Prozac, sarafem), paroxetine (Paxil), citalopram
(Celexa) dan setraline (Zoloft).
4.
Medical herbal
Medical herbal lebih sering disebut suplemen daripada obat.
Contoh herbal yang sering dipakai di Indonesia adalah ginseng dan ginkgo biloba
(120-160mg)
BAB III
TINJAUAN KASUS
OLIGOMENORE PADA Ny. D, 52 th, DALAM MASA PREMENOPAUSE
DI DESA TEGALLURUNG, BULU, TEMANGGUNG
A.
Pengkajian
1.
Biodata
Nama Ibu : Ny. D Nama Suami :
Tn. S
Umur : 52 tahun Umur : 63 tahun
Pendidikan : SD Pendidikan : SD
Pekerjaan : Pedagang Pekerjaan :
Petani
Agama : Islam Agama :
Islam
Suku / Bangsa :
Jawa/Indonesia Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Alamat :
Tegallurung Alamat : Tegallurung
2.
Keluhan Utama
Ibu merasa siklus dan lama menstruasinya mulai
tidak teratur, ibu tidak pasti mengalami
menstruasi tiap bulannya tetapi lamanya
menstruasi tetap sama. Ibu juga merasa sering gerah atau panas pada malam hari, mudah capek, dan susah tidur pada malam
hari.
3.
Riwayat Haid
Menarche :
17 tahun
Siklus
: 28 hari
Lamanya :
7 hari
Mulai menstruasi tidak teratur umur : 49 tahun
Siklus :
50 – 60 hari
Lamanya :
7 hari
Ganti pembalut
Hari 1-7 : 2x sehari, tidak penuh
4.
Riwayat Penyakit
Ibu menyatakan belum pernah menderita :
a.
Gangguan indung telur, misal : Sindrome Polikistik Ovarium
(PCOS)
b.
Tumor
c.
Kelainan pada struktur rahim atau serviks
d.
Depresi
5.
Pola Pemenuhan nutrisi
a.
Makan
Ibu makan sehari 3X , dengan porsi normal.
Makanannya lengkap terdapat nasi, sayur, dan lauk setiap harinya. Ibu juga sering mengonsumsi buah-buahan.
Ibu ada alergi terhadap telur dan ikan, tetapi
ibu mengaku sering mengganti lauk dengan tempe atau tahu, kadang juga sesekali
ibu mengonsumsi lauk berupa daging ayam.
Ibu tidak pernah melakukan diet ketat. Sehingga berat badan
ibu termasuk normal yaitu 50 kg dengan
tinggi badan 157 cm.
b.
Minum
Ibu minum 5-6 gelas air putih sehari, masih di
tambah dengan teh tiap pagi.
6.
Pola Aktivitas
Aktivitas tidak terlalu berat, setiap hari ibu berdagang dirumah dan tiap
pagi berbelanja ke pasar. Istirahat ibu
masih bisa terpenuhi dengan baik. Ibu membiasakan tidur siang selama 2 jam
dalam sehari, sedangkan tidur malam hari kurang lebih 5-6 jam.
7.
Konsumsi obat-obatan
Ibu tidak pernah mengonsumsi obat-obatan tertentu yang
dikonsumsi secara rutin setiap harinya. Obat yang dikonsumsi hanya pil
KB yang masih secara rutin dikonsumsi oleh ibu.
B.
Rencana Tindakan
1.
Menjelaskan kepada ibu tentang apa itu oligomenorea
2.
Menjelaskan tentang sindrom-sindrom yang terjadi pada masa premenopause
3.
Menganjurkan kepada ibu untuk tetap mengonsumsi pil KB agar
terjadi keseimbangan hormonal
4.
Menganjurkan kepada ibu untuk tetap mengonsumsi makanan-makanan
yang bergizi
5.
Menganjurkan ibu untuk periksa ke bidan
C.
Implementasi
1.
Memberikan penjelasan pada ibu tentang apa itu oligomenorea
2.
Memberikan penjelasan sindrom menopause
3.
Memberikan anjuran kepada ibu untuk tetap mengonsumsi pil KB
agar mengurangi efek dari sindrom menopause
4.
Menganjurkan ibu makan-makanan yang bergizi, tercukupi
karbohidrat, protein, vitamin dan mineral.
5.
Menganjurkan ibu memeriksakan kondisinya pada bidan
D.
Evaluasi
1.
Ibu mulai sedikit mengerti tentang apa itu oligomenorea.
2.
Ibu mengerti tentang sindrom premenopause, terutama sindrom yang
sudah beliau alami
3.
Ibu tetap mengonsumsi pil KB ssetiap harinya
4.
Ibu belum mau memeriksakan kondisinya ke bidan karena sindrom
yang beliau alami tidak mengganggu aktivitasnya sehari-hari
BAB IV
PEMBAHASAN
A.
Pengkajian
1.
Biodata (umur)
Ny D berumur 52 tahun,
berdasarkan pada teori sebagian besar waniata pada tahun ini ibu sudah mengalami
menopause. Tapi pada kasus yang terjadi pada Ny. D, beliau masih mengalami
menstruasi hanya siklusnya tidak teratur seperti dulu.
2.
Keluhan Utama
Keluhan Ibu yaitu
menstruasinya tidak teratur, sering merasa gerah atau panas pada malam hari,
mudah capek dan susah tidur (insomnia). Dari keluhan ibu yang dikaitkan dengan
umur ibu tersebut berdasarkan teori yang telah disampaikan di atas, ibu
mengalami sindrom premenopause yaitu hot flushes, fatigue, insomnia dan
ketidakteraturan siklus haid.
3.
Riwayat Haid
Ibu mulai mengalami
perpanjangan siklus menstruasi yaitu yang tadinya 28 hari menjadi lebih dari 35
hari (50-60 hari). Ibu mengalaminya mulai umur 49 tahun. Berkaitan dengan hal
ini berdasarkan teori di atas ibu sedang mengalami oligomenorea yang merupakan
tanda ibu memasuki masa premenopause dan tidak lama lagi akan memasuki masa
menopause.
4.
Riwayat penyakit
Berkaitan dengan
riwayat penyakit, ibu belumpernah menderita penyakit seperti Gangguan indung
telur, misal : Sindrome Polikistik Ovarium (PCOS), Tumor, Kelainan pada
struktur rahim atau serviks, dan Depresi. Dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa
oligomenorea yang dialami ibu bukan disebabkan oleh penyakit-penyakit yang
telah disebutkan tersebut. Karena dalam teori disebutkan bahwa oligomenorea
juga dapat muncul pada wanita yang menderita penyakit tersebut.
5.
Pola pemenuhan nutrisi
Berdasarkan pengkajian
yang telah dilakukan, pemenuhan nutrisi ibu termasuk cukup baik. Ibu makan 3X
sehari dengan nasi, sayur dan lauk yang mencukupi kebutuhan. Meskipun ibu ada
alergi terhadap ikan dan telur, tapi ibu bisa menggantinya dengan protein yang
bersumber dari tahu,tempe dan ayam. Selain itu ibu juga sering mengonsumsi
buah-buahan dan minum ibu sehari-hari tercukupi dengan baik. Ibu juga tidak
sedang melakukan suatu diet ketat. Berat badan ibu juga termasuk normal. Berkaitan
dengan pola pemenuhan nutrisi ini, dapat diketahui bahwa ibu tidak mengalami
gangguan makan (anorexia nervosa, bulimia), dan ibu juga tidak mengalami
penurunan berat badan yang berlebih. Hal ini dikaji karena oligomenorea pada
wanita bisa terjadi pada wanita dengan gangguan makan dan gangguan dalam
pemenuhan nutrisi. Kemudian oligomenorea juga bisa terjadi pada wanita yang
mengalami penurunan berat badan berlebih akibat diet ketat. Sehingga pada kasus
ini dapat disimpulkan ibu mengalami oligomenorea bukan disebabkan oleh gangguan
makan, gangguan pemenuhan nutrisi dan penurunan berat badan yang berlebih.
6.
Pola aktivitas
Aktivitas ibu tidak
terlalu berat yaitu hanya berdagang di rumah dan berbelanja ke pasar tiap
paginya. Istirahat ibu juga tercukupi dengan baik. Pola aktivitas ini dikaji
untuk mengetahui seberapa berat aktivitas yang dilakukan ibu. Hal ini perlu
dikaji karena oligomenorea juga dapat terjadi pada wanita dengan aktivitas yang
berat, misalnya atlit. Sehingga dari pola aktivitas ini dapat diketahui bahwa
ibu mengalami oligomenorea bukan karena aktivitas yang berat.
7.
Konsumsi obat-obatan
Ibu tidak sedang rutin
mengonsumsi suatu obat-obatan tertentu. Ibu hanya rutin mengonsumsi pil KB
setiap harinya. Hal ini dikaji karena dalam teori disebutkan bahwa oligomenorea
dapat disebabkan oleh konsumsi obat-obatan tertentu. Sehingga dari hasil kajian
ini dapat disimpulkan bahwa ibu mengalami oligomenorea bukan karena konsumsi
obat-obatan tertentu.
Dari seluruh
pengakajian yang telah dilakukan diatas dapat disimpulkan bahwa Ny. D mengalami
oligomenorea karena beliau memasuki masa premenopause. Hal itu dapat dibuktikan
dengan tidak ada indikasi lain yang menyebabkan beliau mengalami oligomenorea,
seperti :
1.
Ny. D tidak menderita penyakit Sindrome Polikistik Ovarium
(PCOS), Tumor, Kelainan pada struktur rahim atau serviks, dan Depresi
2.
Ny. D tidak mengalami gangguan makan
3.
Ny. D tidak melakukan aktivitas berat seperti yang dilakukan
oleh atlit
4.
Ny.D tidak mengonsumsi obat-obatan tertentu
Hal lain yang
memperjelas bahwa Ny. D memasuki masa premenopause adalah dari umur beliau yang
bahkan sudah lebih dari 50 tahun. Bukti lainnya yang menguatkan bahwa Ny. D
memasuki masa premenopause adalah beliau sedang mengalami sindrom-sindrom
premenopause yang meliputi ketidakteraturan haid, hot flushes, insomnia dan fatigue.
B.
Rencana Tindakan
Rencana tindakan yang akan dilakukan meliputi
:
1.
Menjelaskan kepada ibu
tentang apa itu oligomenorea
Hal ini bertujuan agar
ibu tidak merasa khawatir pada kondisi yang dia alami. Dan menjelaskan bahwa
oligomenorea yang beliau alami adalah normal dialami pada usinya.
2.
Menjelaskan tentang
sindrom-sindrom yang terjadi pada masa premenopause
Sindrom premenopause dijelaskan pada ibu
bertujuan untuk memberikan pengetahuan pada ibu, dan agar ibu dapat
mempersiapkan fisiknya jika suatau saat sindrom yang lain terjadi pada dirinya.
Sehingga ibu tidak lagi bingung atau khawatir dengan kondisinya.
3.
Menganjurkan kepada
ibu untuk tetap mengonsumsi pil KB agar terjadi keseimbangan hormonal
Pil KB adalah suatu KB hormonal yang dapat mengurangi
efek dari sindrom premenopause, sehingga ibu dianjurkan untuk tetap mengonsumsi
pil KB.
4.
Menganjurkan kepada
ibu untuk tetap mengonsumsi makanan-makanan yang bergizi
Hal ini bertujuan agar ibu tidak mengalami penuruan
berat badan. Karena apabila penurunan berat badan yang berlebih akan
memperparah oligomenorea pada ibu.
5.
Menganjurkan ibu untuk
periksa ke bidan
Apabila ibu merasa terganggu dengan sindrom
yang beliau alami tidak ada salahnya apabila ibu memeriksakan kondisinya ke
bidan agar dapat tertangani dengan baik dan ibu juga bisa mendapat informasi
yang lebih banyak tentang masa premenopause dan menopause.
C.
Implementasi
Hal yang telah dilakukan berdasarkan rencana
yang telah dibuat adalah :
1.
Memberikan penjelasan pada ibu tentang apa itu oligomenorea
2.
Memberikan penjelasan sindrom menopause
3.
Memberikan anjuran kepada ibu untuk tetap mengonsumsi pil KB
agar mengurangi efek dari sindrom menopause
4.
Menganjurkan ibu makan-makanan yang bergizi, tercukupi
karbohidrat, protein, vitamin dan mineral.
5.
Menganjurkan ibu memeriksakan kondisinya pada bidan
D.
Evaluasi
Evaluasi yang dilakukan adalah bagaimana
respon ibu terhadap hal-hal yang telah disampaikan pada saat implementasi. Dari
evaluasi didapat bahwa ibu mulai sedikit mengerti tentang apa itu oligomenorea,
ibu mengerti tentang sindrom premenopause, terutama sindrom yang sudah beliau
alami, ibu akan tetap mengonsumsi pil KB setiap harinya, ibu belum mau
memeriksakan kondisinya ke bidan karena sindrom yang beliau alami tidak
mengganggu aktivitasnya sehari-hari.
BAB V
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Oligomenorea merupakan suatu keadaan dimana siklus menstruasi memanjang
lebih dari 35 hari, sedangkan jumlah perdarahan tetap sama.
Oligomenorea merupakan salah satu tahap yang terjadi pada masa
premenopause. Panjangnya siklus bisa melebihi 42 hari. Premenopause terjadi pada usia sekitar 40-an. Siklus
menstruasi memanjang, mulai 2 sampai 8 tahun sebelum menopause.
Gejala yang menyertai sindrom pre menopause meliputi : Hot
flushes, Night sweat, Dryness vaginal, Penurunan daya ingat, Insomnia, Depresi,
Fatigue, Penurunan libido, Dyspareunia, Incontinence urinary, Ketidakteraturan
siklus haid, dan Gejala kelainan metabolism mineral.
Terapi untuk menangani sindrom premenopause terdiri dari : terapi
hormone pengganti (terapi sulih hormone), Fitoestrogen, Psikofarmakologi dan Medical
herbal.
B.
Saran
Petugas kesehatan harusnya lebih rajin untuk memberikan
penyuluhan tentang masa premenopause ini pada wanita usia 45-50 tahun agar
ketika wanita memasuki masa premenopause mereka tidak bingung atau khawatir
terhadap kondisi mereka. Hal tersebut juga berguna agar wanita yang memasuki
masa premenopause yang mengalami sindrom premenopause dapat menangani sindrom
itu dengan tepat, karena tanpa penyuluhan wanita-wanita tersebut akan
menganggap sindrom itu sebagai penyakit dan tentu saja pengobatannya akan tidak
tepat.
DAFTAR PUSTAKA
Bagian Obstetri &
Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran Bandung.1981.Ginekologi.Bandung:Elstar Offset
Jones.Derek
Llewellyn.1995.Dasar-Dasar Obstetri &
Ginekologi Jakarta:Penerbit Buku Kedokteran EGC
Manuaba.Ida Bagus
Gde.1998.Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita.Jakarta:Arcan
Prawirohardjo.Sarwono,dkk.2005.Ilmu
Kandungan.Jakarta:Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Manuaba.Ida Bagus
Gde.1998.Ilmu kebidanan, Penyakit Kandungan, & Keluarga Berencana, Untuk
Pendidikan Bidan.Jakarta:Penerbit Buku Kedokteran EGC
Proverawati.Atikah,dkk.2010.Menopause
dan Sindrome Premenopause.Yogyakarta.Nuha Medika
Sands Casino in Atlantic City, NJ - SECTACO
BalasHapusSign up at Sands Casino in Atlantic City, NJ and get 100% up to $1000 + $50 free chip and a 30% deposit 마카오 샌즈 카지노 match with the purchase of an MGM Resorts Casino Bonus Code BONUS
Casino Slots - Promotions, Promotions, and more - Jtmhub
BalasHapusFind 경산 출장안마 the 제주도 출장안마 latest Promotions, 여주 출장안마 Promotions, and offers for slots 김포 출장샵 games in Casino Slots. Use our great offers & 김해 출장마사지 promotions now!